HEADLINE

Sekilas Tentang Kab. Karo | Sumatera Utara |

Penulis: Jeva Subagsa Hamsyah (jurnalis simalaba) 

Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Pulau Sumatera, Indonesia. Ibukota kabupaten Karo terletak di Kabanjahe. Kabupaten Karo memiliki luas wilayah 2.127,25 km², jumlah penduduk pada tahun 2022 adalah 412.427 jiwa, dengan kepadatan 194 jiwa/km².

Kabupaten Karo berdiri pada tanggal 8 Maret 1946, saat ini memiliki 17 Kecamatan. Salah satu kecamatannya tersebut merupakan salah satu daerah terdingin di pulau Sumatera, tepatnya di Kecamatan Berastagi.

17 kecamatan di Kabupaten Karo:

1. Kecamatan Barusjahe

2. Kecamatan Berastagi

3. Kecamatan Dolat Rayat

4. Kecamatan Juhar

5. Kecamatan Kabanjahe

6. Kecamatan Kuta buluh

7. Kecamatan Laubaleng

8. Kecamatan Mardingding

9. Kecamatan Merdeka

10. Kecamatan Merek

11. Kecamatan Munte

12. Kecamatan Naman teran

13. Kecamatan Payung

14. Kecamatan Tiga Binanga

15. Kecamatan Simpang Empat

16. Kecamatan Tiganderket

17. Kecamatan Tigapanah

Kecamatan Mardingding merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Karo dengan luas wilayah mencapai 267,11 km² dan Kecamatan terkecilnya adalah Kecamatan Dolat Rayat dengan luas wilayah mencapai 32,25 km².


Ekonomi Kabupaten Karo sangat didukung oleh pertanian.75% penduduk Kabupaten Karo bermata pencaharian sebagai petani. Daerah ini memproduksi jenis-jenis komoditi hasil pertanian antara lain adalah: sayur-mayur, buah-buahan, bunga-bungaan dan biji-bijian.


Penduduk asli yang ada di Kabupaten Karo disebut suku Karo. Jumlah populasi suku karo diperkirakan sekitar 2-3 juta jiwa. Populasi karo ini umumnya berada di Tanah Karo dan sebagian telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia bahkan ke luar negeri.


Triter adalah salah satu makanan khas kabupaten Karo yang terbuat dari bahan pokok utama makanan lembu atau kerbau yang masih ada di lambung (usus besar) yang sudah haluskan kembali oleh lembu atau kerbau tetapi belum dihisap sarinya.


Suku Karo mayoritas beragama kristen. Rumah adat Karo bernama Siwaluh Jabu. Di Kabupaten Karo memiliki dua gunung yang aktif yaitu: Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung, serta terdapat beberapa gunung yang tidak aktif yaitu: Deleng Barus, Deleng Kutu, Deleng Sibuatan dan juga rangkaian Bukit Barisan.

Suku Karo memiliki berbagai alat musik tradisional, baik itu alat musik tiup, petik maupun gesek yang bisa dimainkan secara tunggal ataupun bersamaan, yaitu:

1. Sarune

2. Gendang Singanaki

3. Gendang Singindungi

4. Penganak

5. Gung

6. Kulcapi

7. Balobat

8. Keteng-keteng

9. Mangkok

10. Surdam

11. Murbab

12. Empi-empi

13. Embal-embal

14. Genggong

15. Tampur


Terdapat beberapa suku lain selain suku Karo yaitu, suku Batak Pakpak, suku Batak Toba, suku Batak Simalungun, suku Batak Angkola.


Berastagi berjarak sekitar 66 km dari kota Medan. Berastagi diapit oleh dua gunung berapi aktif yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Berastagi sendiri berada di ketinggian lebih dari 1300 mdpl. Sehingga menjadikan kota ini salah satu kota terdingin yang ada di Indonesia. Di dekat Gunung Sibayak terdapat pemandian mata air panas.


Aktivitas ekonomi di Berastagi terpusat pada produksi sayur mayur, buah-buahan dan pariwisata. Berastagi merupakan salah satu penghasil sayur dan buah-buahan terbesar di Sumatera Utara bahkan sudah diekspor ke Singapura dan Malaysia.


Di Kabupaten Karo juga terdapat beberapa tempat wisata, yaitu:

1. Puncak Tangke Tebu Berastagi

2. Gundaling Farmstead

3. Mikie funland

4. Jembatan kaca Berastagi, Maulana Cafe

5. Taman Alam Lumbini

6. Bukit gundaling

7. Kebun Efi


Kabupaten Karo berbatasan dengan beberapa daerah yaitu:

• Di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

• Di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi

• Di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Samosir

• Di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).


Suku Karo Terdiri dari 5 Marga yang disebut Marga silima yaitu: Marga Karo-Karo, Marga Ginting, Marga Tarigan, Marga perangin-angin, dan Marga Sembiring.


Dahulu Kabupaten Karo merupakan bagian dari kerajaan Haru. Juga pernah ada lima kebayakkan (kerajaan) di Tanah Karo:

1. Kerajaan Sibayak Lingga (adalah asal mula marga Karo-Karo Sinulingga).

2. Kerajaan Sibayak Sarinembah ( asal mula marga Sembiring Meliala)

3. Kerajaan Sibayak Barusjahe (asal mula Karo-Karo, Barus)

4. Kerajaan Sibayak Suka (asal mula marga Ginting Suka)

5. Kerajaan Sibayak Kutabuluh (asal mula marga perangin-angin)


Kerajaan Haru adalah Sebuah kerajaan Batak etnis Karo yang pernah berdiri di wilayah pantai Timur Sumatera Utara dan berkuasa Pada kurun abad ke-14 sampai abad ke-16 Masehi.


Terdapat beberapa tarian tradisional di Kabupaten Karo:

1. Tari Ndurung

2. Tari Baka

3. Tari Ndikkar

4. Tari tongkat

5. Tari Piso Surit

Di Kabupaten Karo juga terdapat beberapa lagu khas daerah yaitu:

1. Lagu Erkata Berdil

2. Lagu Terang bulan

3. Lagu Sora Mido

4. Lagu Piso Surit

Danau Lau Kawar adalah danau yang berada di Kabupaten Karo letaknya berada di kaki gunung Sinabung. Terdapat juga sebagian kecil Danau Toba.

Terdapat beberapa sungai juga di Kabupaten Karo yaitu:

1. Sungai Sipiso-piso

2. Sungai Lau Biang

3. Sungai laut Bengap

4. Sungai Lau Boros

5. Sungai Lau Gunung

Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Karo kurang lebih ada 50 sungai karena termasuk daerah hulu sungai (DHS)

Tidak ada komentar