PUCUK WAKTU |Puisi Saiful Bahri|
SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU : EDISI 1 (2020)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi minimal 5 judul untuk dipublikasikan setiap malam minggu
kirim karyamu ke e-mail: majalahsimalaba@gmail.com
subjek SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU.
Apabila dalam 1 bulan naskah tidak dimuat maka dipersilakan mengirimnya ke media lain.
(karya yang dimuat diberikan honorarium)
PUCUK WAKTU
(dilengkapi animasi video)
Hening. Jejak purna di pucuk waktu
Merias epitaf musim-musim merah
Beruntai sejarah kasih yang memutih
Daun terkebat angin musim tujuh doa
Beriak bayang-bayang di rahim makna
Dari akar yang melingkar di leher kata
Menumis persamaan sinonim waktu
Berantonim mata jauh jarak yang rapuh
Ritme selawat memutar kasih mata batin
Berjajar di pantai puisi yang bersayap,
Tubuh angin memakai gincu ketentraman
Sudah sekian daun di pantai berdiam diri
Bagai jumpa yang berjabatan dengan doa
Minum, bersantai, dan merias putih batas.
Sumenep, 24 Oktober 2019
LABIRIN WAKTU
Simpang siur jarak memutar labirin waktu
Tersisa tumpukan kemarau di bibir jarak
Tersampaikan walau awan pergi berkawan.
Rumit. Perih. Hidup bagai penjara tanpa jeruji.
Kita memang bisa menembus jarak yang tiada
Tanpa harus menemukan jalan apa yang dituju.
Kisah bernaung di rimbun pohon-pohon kenangan
Kasih berjalan menuju sungai tanpa air tanpa batu.
Hingga suara dan cerita akan kalah sama canda.
Labirin waktu menerjemahkan imperium kisah kata
membawaku pada rantau yang terjajah api kemarau.
Kan kuajak kau menghitung siluet jarak yang merindu,
Biar kautahu panas ambigu merasuk fana pedih bara.
Sumenep, Oktober 2019
NUN
Di sana kau bersua,
Di sini kuberseteru,
Di sana kau menusuk
jejak tubuh-tubuh waktu
Kaulupa bahwa aku,
Bak puisi tanpa diksi.
Sumenep, 2019
ALIF
Alif, inisial Tuhan semesta alam
Kueja dari bacaan sajak kelabu
Bersebrangan dengan khayalan.
Tubuh-tubuh menjalani api kemarau
Meminta ejaan hujan yang dirahasikan.
"Berbilang dari esa, mengaji dari alif."
Alif tegak dikulum rona perdamaian
Penyair mebacakan doa-doa kata
Pribahasa, sinonim, terbata kesunyian.
Alif lam mim terbentang luas alam
alun di ruas jalan doa penuh tempuh
Tak paham kalau puisi pernah rapuh.
Sebagai puisi aku hilang setengah api
Terbakar kering rantau jiwa kemarau
Sumenep, 2019
Tentang Penulis:
Saiful Bahri, kelahiran Sumenep-Madura, 05 Februari 1995. Tahniah terhadap literasi dan pecinta kesusastraan Indonesia. Ia mengabdi di Madrasah Al-Huda Sumenep. Selain menulis, ia juga seorang aktivis di kajian sastra dan teater "Kosong" Bungduwak. Perkumpulan dispensasi Gat's (Gapura Timur Solidarity) adalah organisasi diskusi yang digeluti saat ini. Ada pula Fok@da (Forum komunikasi alumni Al-Huda), Perkumpulan (Pemuda Purnama), Pengasuh ceria di grup (Kampus Literasi) dan pendidik setia di komunitas (Literasi Kamis Sore). Serta bergiat di Komunitas Semenjak Gapura. Disela-sela kesibukannya ia belajar menulis Puisi, Cerpen, Cernak, Esai, Resensi Opini, dll. Tulisannya pernah dimuat di koran Lokal maupun koran Nasional, seperti: Jawa Pos (pro-kontra), Republika (Puisi 2018), Riau Pos (2017), Bangka Pos (2017), Palembang Ekspres (2017), Radar Madura (2017-2018), Radar Surabaya (2017), Radar Jember (2017), Radar Banyuwangi (2017), Radar Bojonegoro (2017), Kedaulatan Rakyat (2017), Solo Pos (2017-2018), Malang Voice (2017), Majalah Simalaba (2017), Analisa Medan (2018), Radar Cirebon (2018), Kabar Madura (2018), Jurnal Asia-Medan (2018), Banjarmasin Pos (2018), Budaya Fajar-Makassar (2018-2019), Radar Pagi (2018), Dinamikanews (2018), Denpost Bali (2018), Redaksi Apajake (2018-2019), Catatan Pringadi (2019), Jejak Publisher (2019), Ideide.id (2019), Iqra.id (2019), Magrib.id dan Majalah Pewara Dinamika Jogja (2019), dan Koran Cakra Bangsa (2019). Puisinya juga masuk dalam antologi CTA Creation (2017). Antologi Senyuman Lembah Ijen-Banyuwangi (2018). Antologi kumpulan karya anak bangsa: Sepasang Camar-Majalah Simalaba (2018). Antologi puisi Perempuan (2018). Juara satu lomba cipta puisi bertema Hari Raya di media FAM Indonesia (2018). Antologi HPI Riau: Kunanti di Kampar Kiri (2018). Antologi Puisi Masa Lalu (2018). Antologi Puisi Festival Sastra Internasional Gunung Bintan Jejak Hang Tuah (Jazirah I 2018). Antologi Puisi Internasional FSIGB (Jazirah II 2019). Antologi Banjar Baru Rainy Day's (2018-2019). Antologi Puisi untuk Lombok-Redaksi Apajake (2018). Antologi Puisi Puisi Tasbih Cinta (FAM 2019). Antologi Puisi Menimang Putri Dewa (Tidar Media, 2019). Antologi Puisi Sejarah Lahirmu (2019). Antologi Puisi Arti Kehidupan FAM Indonesia (2019). Antologi Puisi Kelapa Sawit Apajake (2019). Antologi Sebuku Net Nissa Sabyan (2019). Sepuluh Puisi Terbaik Media Linea (2019). Juara II Cipta Puisi Nasional di Penerbit Mandiri Jaya Tulungagung (2019). Penulis Buku Puisi Terbit Gratis: Senandung Asmara dalam Jiwa (2018).
Tidak ada komentar