Tips Memilih Calon Suami Idaman
Kaum wanita, khususnya yang belum memiliki pasangan hidup, masa depanmu tidak hanya tergantung dari seberapa baik kariermu. Tetapi bagaimana sosok lelaki yang akan menjadi suamimu kelak. Karena ia yang akan membawamu pada arah kehidupan, tidak hanya kebahagiaan di dunia semata, bahkan hingga akhirat nantinya. Salah pilih, fatal. Sebab waktu yang telah terlanjur terinjak, tak mungkin dilipat ke belakang.
Dari riset sederhana yang dilakukan simalaba.net, ternyata hanya sebagian kecil saja wanita single yang mempertimbangkan aspek masa depan dalam menentukan pasangan hidupnya, sebagian besar lebih mengedepankan perasaan hati. Bila, ia, sang idola sudah berpenampilan rapi, berbicara halus dan pandai bermuluk muluk apalagi dengan balutan wajah sedikit manis maka kaum wanita sudah menganggap sempurnalah pilihannya. Sementara aspek aspek penting seperti akhlak, karakter, dan pola pikir menjadi terabaikan. Padahal ke-tiga hal tersebut menjadi bagian yang sangat penting pada diri lelaki, sebelum kau pilih dirinya sebagai imammu suatu hari nanti.
Di tangan seorang pemimpin rumah tangga yang memiliki karakter baik sebuah biduk rumah tangga insha Allah akan menuju baik dan begitu pula sebaliknya. Soal harta, profesi, materi dan segala sesuatu yang bersifat finansial adalah urusan ke-sekian belas. Karena sebenarnya itu semua merupakan bagian yang paling sekunder.
Akhlak Baik
Cara paling efektif untuk melihat akhlak sebenarnya dari calon suamimu, tidak hanya dari tutur kata semata, sebab itu sangatlah menipu. Lelaki pandai berkamuplase dengan kata kata lembut, kalimat kalimat sok bijak, padahal kebobrokan pribadi dengan rapat ia sembunyikan dalam diri. Kaum wanita hanya akan melihat itu, kelak, setelah engkau terjebak dalam pesonanya yang sangat fana. Setelah beberapa bulan resmi dinikahinya barulah dirimu sadar siapa ia sesungguhnya. Akhlak yang dimaksud di sini bukan hanya kesantunan dalam berkomunikasi tetapi seberapa dekat hatinya dengan nilai nilai kebaikan, bersumber dari sinilah gerakan gerakan positif pada dirinya mengalir seperti ketekunan ibadah, modal untuk memimpinmu ke jalan yang terang.
Lalu, dari mana kau bisa tau akhlak calon suamimu atau calon imammu? Tak lain adalah kau harus mengenal keluarganya. Kok, bisa gitu? Ya, sebab keluarga adalah elemen paling penting dalam membentuk akhlak seseorang, termasuk calon suamimu. Dari keluarga yang baik, dinamis, agamis dan tentram akan lahir rencana rencana positif termasuk juga pendidikan yang positif. Sangat kecil sekali kemungkinan keluarga yang berantakan, selalu ribut, terpecah belah, saling intimidasi saling tipu dan saling selingkuhi akan melahirkan anak anak yang berakhlak baik (kecuali bila sejak kecil calon suamimu telah hijrah dari keluarganya dan hidup dengan saudaranya di kota lain, misalnya).
Kemudian perhatikan pula hubungan calon suamimu dengan keluarganya. Bagaimana cara keluarga tersebut saling berkomunikasi antar keluarga. Bagaimana tradisi-tradisi kecil yang biasa terjadi dalam keluarga calon suamimu tersebut, termasuk kehidupannya sehari hari, keluarganya adalah corong informasi bagi seluruh dirinya berikut pribadinya, dari keluarga ini pasti akan ketahuan informasi termasuk bila calon suamimu jarang pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat jumat, misalnya. Atau calon suamimu sholat jumat setahun sekali. Ini cuma contoh kecil.
Karakter Baik
Karakter, juga adalah poin yang sangat penting bagi seorang lelaki, sangat menentukan berhasil atau tidak ia memimpin rumah tangganya suatu hari nanti. Karakter ada di dalam sifat, meski sifat sendiri memeliki unsur unsur pendukung lainnya, namun menurut ilmu psikologis bahwa karakter adalah salah satu bentuk sifat yang bisa terlihat. Hai, apakah sifat dan karakter itu dua aspek yang berbeda? Tentu berbeda, walau masih dalam satu wadah! Karakter sulit disembunyikan, misal terlihat dari logat bicara, bagaimana seseorang menyelesaikan masalah, bagaimana seseorang menjalin komunikasi serta berdiplomasi, bagaimana seseorang memperlakukanmu. Sementara sifat kadangkala bisa disembunyikan, meski di kemudian hari lambat laun akan ketahuan, misal: ia, calon suamimu, berpura pura loyal padahal sifat aslinya sangat pelit. Berpura pura rendah hati, padahal aslinya sangat takabur dan sombong, berpura pura cinta padahal sifat aslinya cuma mempermainkan perasaanmu. Dan, karakter lebih mudah kau amati ketimbang sifat, lalu kenapa sifat tidak dijadikan indikator dalam tips ini? Sebab bila karakternye sudah ketahuan maka sifatnya pun akan terbaca. Karena karakter menjadi bagian paling utama yang terkandung di dalam sifat. Sekali lagi, amati lelaki yang akan kau pilih sebagai suami. Perhatikan cara ia menghadapi masalah, perhatikan cara ia menyelesaikan masalah, perhatikan logat bicaranya bukan dari lembut nada bicaranya. Jangan tertipu dari penampilannya yang sok pendiam, tapi sesekali intiplah saat ia sedang menelpon teman teman dekat atau keluarganya, di sini akan ketahuan karakter sesungguhnya seperti apa.
Pola Pikir
"Pola pikir yang baik hanya akan menetas dari hati yang bersih dan tenang," ingatlah palsafah ini. Dari hati yang tenang akan tersingkir debu-debu kemudian akan terimplementasi menjadi inspirasi untuk berbuat yang positif. Seseorang yang terbiasa berbuat positif tentu akan memiliki pola pikir yang positif pula. Ingatlah, ada perbedaan antara pikiran dan pola pikir. Bila pikiran itu adalah murni hasil kerja otak tetapi pola itu berasal dari hati, jadi pola pikir adalah buah kerjasama yang senergi antara otak dan hati. Bila sudah begini, berarti, 'pola pikir' memiliki banyak unsur yang menyertainya seperti; inspirasi, perasaan, jiwa, wawasan bahkan energi bawah sadar seseorang.
Berhati hatilah dengan pola pikir lelaki yang akan kau pilih sebagai suami sebab pada poin ini akan jadi indikasi ia memiliki atau tidak memiliki strategi plening untuk membawamu ke arah kehidupan seperti apa. Demikian sedikit wawasan dari redaksi Simalaba, semoga tulisan ini bermanfaat dan mendapat ridho Allah. Amin.
(Penulis: Riduan Hamsyah/Crew Redaksi)
Tidak ada komentar