HEADLINE

LAMPU MASJID_Puisi Puisi Sri Wahyuni(Sastra Harian)

 Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)




LAMPU MASJID


Lampu Masjid
Ceria
Lihat sajadah bersujud
Geleng kepala
Mukenah minum air hujan
Usap dada
Sampah berpesta
Tetap suap
Cahaya

Purwokerto, 5 April 2018



PEGASUS

Saat jalan-jalan dengan matahari
Si pusat perhatian memandang
Iklan yang sedang merayu
Pegasus

Mata yang tak berkedip
Tubuhnya tak berpusar
Gelar sayap naungi raya
Kibar ekor harapan selamat
Empat kaki imbangi hidup

Si pusat perhatian
Bukan terayu iklan
Tapi rayuan khusus
Dari pegasus

Rias hidup agar rayuan tak sayup

Purwokerto, 15 April 2018


JALAN KAKI

Kala itu matahari sedang kejar-kejaran dengan awan
Seperti biasa
Semut jalan kaki
Banyaknya hembusan nafas
Layaknya ajakan angin
“Mari terbang bersama, agar tulangmu tak menggerutu”
Seperti rayuan daun
“Cepatlah berlayar bersama, biar keringatmu tak memaksa pergi”
Semut jalan kaki
Karena ia cinta pada motif jalan
Raya pun tak bosan menghibur
Menemani, memakan waktu
Tiap langkah terlewat
Datang semangat
Untuk tanyakan keadaan
Sampai mana kau sudah jalan kaki?
Semut jalan kaki
Ke surga yang tak berkaki

Purwokerto, 16 April 2018


BAJU BAJU

Detik itu matahari sedang marah memerah
Tapi dalam toko salju berlarian kemana-mana
Cctv asyik mengintip malu
Di pojok ruang ditemani debu
Gurui raya
Kadang bersiul jika ada yang melirik
Terus hembuskan dongeng
Tentang baju-baju
Bertuhan banyak licinkan muara do’a
Pengikut si tengah terarah
Demi baju-baju
Untuk cintai anak rotasi
Kala lahir di dunia
Padahal USG lebih cinta
Pada tulang

Purwokerto, 17 April 2018

WANGI TOKO

Saat nafas menyapa
Debu merangkul waktu berlarian dengan angin
Tak kenal lampu lalu lintas
Tergantung surga yang ditawarkan
Tapi wangi toko
Jika beranak sebanyak bintang
Kadang beraroma artis 
Sesekali aura bunga mawar mekar
Tak jarang layaknya tempat pembuangan akhir
Tempel sana-sini
Dan nikahi tanah

Purwokerto, 18 April 2018

BAYANGAN

Musim bayangan berbondong-bondong
Berlarian
Saat pucuknya angkat kesedihan
Kerahkan pasukan hidupi peraduan
Kupu-kupu yang tak pernah kenyang
Mukim dimana-mana
Turut sandiwara
Di atas bayangan

Purwokerto, 20 April 2018


SUNGAI TEBAR NAFKAH

Kerja lelah
Terbayar gunung
Sawah sehat menyusu
Tumbuhan ceria tersuap
Hewan riang kenyang
Manusia hidup tertutup
Sungai tebar nafkah

Purwokerto, 16 Maret 2018



SAUDARI


Waktu kecil teraniaya
Remajanya dicintai
Dewasa menuanya menganiaya
Sebab itu
Orang tua tidak lahirkan bayi
Pun dewasa menua
Hanya membuat remaja
Kalau tak lupa

Purwokerto, 6 April 2018

KAIN BATIK


Lepas baju surya
Peluk akrab hujan

Purwokerto, 13 Maret 2018

Tentang penulis:

Sri Wahyuni. Kelahiran Banyumas 22 Mei 1999. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. 



Tidak ada komentar