HEADLINE

Puisi Puisi Putra Niti Galih P

PERJANJIAN DI PINTU PINTU LANGIT

Kemarilah!
Mari sedikit lebih kita buka lebar lagi mata dunia.
Lihat, dan suarakanlah segala apa dengan kesucian embun pagi, jangan sampai praduga demi praduga bersemayam di pangkuan yang sama.
Rencana- Nya adalah isyarat sepasang merpati yang samar untuk diterka oleh haluan.

Tetaplah berdiri di sudut jalan itu, dan biarkan angin mentirakatkan nafasmu tepat di pertapaan- Nya.

Harapanmu kepada Allah, tidak akan pernah mengecap dusta, bila dirimu bisa memetik hikmah dari segala sesuatu yang menggauli hidupmu.

Langkah itu terlalu hampa, bila hanya untuk di dermakan kepada inang yang tak seharusnya di dambakan.

Yakinlah-
Allah telah melukiskan semuanya di setiap pintu-pintu langit, tentang kepastian yang bergelar takdir akan ketetapan- Nya. Dimana ia menetap pada hakikatnya, atawu ia yang sudah di tetapkan, namun ikhtiar bisa bertahta untuk mengubahnya.

Ubahlah tirakatmu padanya hanya untuk kepada- Nya, maka tidak ada lagi air mata yang menghiasi wajahmu dengan hampa.

Lampung Barat 16 juni 2020


KERINDUAN AKAN NADIMU

Lorong itu terlalu samar untuk kuraba
Terkadang?
Waktupun tak sempat ditejemahkan
oleh angin, yang mulai iseng sendiri.

Rasa-
perasa, seperti menjadi potret yang selalu menghantui
di dalam bilik kamar, yang kiat mengajakku
bersandiwara dengan bayang.

Nadimu begitu resah di tepi jalan, berbincang gamang!
Membuat rinduku tertutup oleh sekelebab embun pagi.
Lalu menghilang...

Bayangmu, terlalu hambar untuk kubawa menuju hilir.
Di tempat peraduan kita mengeja pekatnya awan hitam.

Mendung telah mengalungiku dengan riang. Bahkan,
jiwa yang dahulu berada, tak sanggup menjamah keabadian...

Lampung Barat 1 juni 2020

Tentang Penulis:Putra Niti Galih Prakoso, lahir di Liwa Lampung Barat, 11-11-2001. Saat ini saya masih berstatus sebagai pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat. Ia sangat terobsesi  untuk menjadi penulis karya-karya sastra. Galih juga ikut tergabung dalam Komsas Simalaba.

Tidak ada komentar