HEADLINE

SEDANG MERINDU_Puisi Puisi Kayla Aziza (Sastra Harian)

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)



SEDANG MERINDU

Saat pucuk cemara terpaku
membisu
membawa jiwa mengembara
menembus batas lamunan.

Di sudut hati ini,
di mana keresahan membias sendu
hingga lelah hati temani sepi.

Masih sanggupkah tangan ini melukis langit
menggambarkan garis raut wajahmu
di anatara rindu yang menghempasku
walaupun angin menghapus jejakmu
namun pawana itu tak mampu menghapusmu dihatiku

Tanjung Tabalong, Mei 2018


SEBUT MASA LALU

Menelusuri jejak kita
udara terluka
tembok-tembok lusuh
dan menatap fatamorgana hitam membayang di kejauhan.

Kuteguk keterasingan
kupagut erat kecemasan melanda diri.

Nyanyian jiwaku
menuntun hati yang retak
saat langit tak ramah menyapa
terhempas di ujung gelisah resah.

Kurobek atmosfir dengan belati kesetiaanku
lalu cabik penuh dendam
irama hati lantunkan tembang kegetiran.

“Kau terlalu jauh kurengkuh, ”kuberkata dengan muram
angin berdesis pelan
saat muara meraih, di mana  aku karam di sana
bersama sepi kesangsianku.

Tanjung Tabalong, Mei 2018


KELAM


Di malam yang hitam ini
sendiri meringkuk memegang lutut
termenung di ambang lelah
Menanti pagi yang segera mengetuk.

Sunyi terasa
sendiri memandang bulan
bahwa di sana seseorang melihat bulan yang sama
meski nyata jarak memisah.

Di sini hanya ada sebilah rindu
menemaniku hingga terlelap
mencari celah di ujung rasa.

Bintang di langit menjadi kekasih sunyi
dan bulan akan selalu menjadi doa yang menemani hati
membantu kuat saat rapuh kian memakan.

Tanjung Tabalong, Mei 2018


JIWAKU


Damai
telah lama pergi
seberkas pilu meninggalkan jejak sendiri.

Asa pun jelang menjemput mimpi
merobek dinding yang terlukis dalam duka
menuntun dahaga.

Berupaya mencarinya
sebuah muara yang damai pelepas kehausan.

Lama
titian datang terangnya
menanti penuh harap namun tak terbalas.

Kini hanya berharap
walau gapai anganpun tak mampu
melihat jelas rindu tergenang d itelaga biru.

Di sana di antara sapa dan senyumanmu
hanya itu yang ku tunggu
sebuah telaga rindu.

Tanjung Tabalong, Mei 2018


TERTAWAN HATI


Remuk hati
sembilu mengisi rasa
perlahan menikam sukma.

Duhai lara
kenalkah pada tawanan rindu?
asing di pojok hati
tanpa sebab ia pun mati.

Tanjung Tabalong, Mei 2018
Ruang 07


Tentang Penulis



Kayla Aziza Shafiqa Nazara, sangat intens mengirim tulisannya ke simalaba.com karyanya berupa puisi dimuat di simalaba.com tertarik untuk belajar menulis karya sastra, saat ini berdomisili di Murung Pudak Tabalong Kalimantan Selatan

Tidak ada komentar