HEADLINE

INI BUKAN TANAHMU TETAPI TANAH TUHAN

 (Penulis: Riduan Hamsyah)

Debu debu beterbangan di tanah gersang, di gurun tandus yang diperebutkan, meski ada secuil wilayah subur tetapi mereka telah menginjak injaknya dengan kaki bernajis. Di bumi, mereka saling membangun opini. Untuk menghalalkan kezaliman atas perkara yang sebenarnya selalu ditolak sejak lama. Wahai, orang orang yang sedang berperang sekaligus engkau yang merancang peperangan, ingatlah ini bukan tanahmu..! Ini adalah tanah tuhan yang dititipkan. Engkau tak berhak memilikinya kecuali hanya beberapa saat saja sebelum pengadilan langit menetapkan kehancuran.

Dan, engkau terus berbantah bantahan atas ini, melenyapkan nyawa anak anak yang belum paham apa apa. Menindas dan melibas. Dan, perjanjian yang telah ditetapkan atasmu pada kitab kitab yang telah dipelesetkan makna serta tujuannya.

Lalu senjata senjata dibuat untuk memuluskan pertikaian telah memuntahkan desing peluru ke segala penjuru. Tangan tangan pongah digerakkan oleh hati (yang sebenarnya) pengecut merupa intimidasi pada tumbal sebuah keserakahan. Ranah ini, rupanya, disesaki hansrat untuk berkuasa atas bumi atas kekayaan dan pengaruh. Sungguh, manusia ini telah melangkah jauh dari hakikatnya sebagai makhluk yang pernah diciptakan.

Selanjutnya di mana posisi kebenaran? Ketika engkau berlomba lomba membangun pabrik senjata di atas kebohongan untuk meletakkan perdamaian. Burung burung besar di udara yang menggendong rudal di lambungnya menghentak pemukiman di bawahnya dengan dentaman, meluluh lantakan pemukiman, merampas hak hak untuk hidup serta menghirup kehidupan. Ingatlah, ini tak pernah lepas dari pengamatan semesta dan sejarah yang akan bicara di kemudian hari nanti.

Ini bukan tanahmu tetapi tanah tuhan. Engkau tak berhak menancapkan kuasa absolut di sini kecuali hanya sesaat saja sekedar berlindung dari terik matahari. Jagad yang semakin gersang. Debu debu yang menusuk ke penjuru nafas. Engkau, telah lama lepas kendali, sejak pikiran pikiran yang kau bela meski kau sendiri tak paham letak kesejatiannya.

Tidak ada komentar