HEADLINE

MELIRIK POTENSI BUDIDAYA KOPI ORGANIK DI LAMPUNG BARAT




Bumi Lampung Barat yang subur  dengan sumber mata air yang begitu melimpah, menetes dari celah celah batu dan mengalir berupa sungai, benar benar serupa setitik surga di tengah belantara hijau dikelilingi Gunung Abung, Gunung Pesagi dan Bukit Barisan, sejauh jauh mata memandang terhampar perkebunan kopi yang tersebar di sepanjang areal lereng bukit di antara kabut tebal yang bermain main di pucuk daun sambil menantikan munculnya matahari terbit, menciptakan udara pagi yang begitu menggigil menghinggapi tulang dan persendian.

Disini pagi mengalir dengan damai, tenggelam dalam nikmatnya aroma secangkir kopi diantara orang orang yang meriung mencari kehangatan di tungku perapian yang tak berhenti mengeluarkan asap, pemandangan rumah rumah panggung yang masih dapat kau temui sepanjang Way Petai, Siang Malam ataupun jalan menuju ke Tebu. Menunggu matahari benar benar berangkat sebelum kembali meninggalkan pemukiman beranjak menuju ladang, memeriksa bunga bunga kopi yang terbit musim ini, yah kopi yang begitu melekat dengan kesederhanaan dan tradisi yang hidup rukun berdampingan dengan berbagai akulturasi banyak budaya dan tumbuh dengan harmonis. 

Inilah Lampung Barat, sudut bumi yang telah lama dikenal sebagai salah satu daerah penyuplai kopi terbesar di tanah air selain Aceh dan Jawa Barat, topografi wilayahnya yang berbukit bukit serta berhawa sejuk membuat kopi jenis apa saja dapat tumbuh dengan subur disini. Dengan luas lahan perkebunan mencapai 60.367 hektar dengan hasil 50.000 ton lebih dalam setahunnya, sudah tak terhitung berapa ribu ton kopi yang telah dipetik dan dikirim hingga ke berbagai negara.

Kopi tidak hanya identik dengan tradisi budaya lokal yang diseduh dalam gelas untuk menghangatkan tubuh atau disuguhkan sebagai wujud penghormatan terhadap tamu yang berkunjung akan tetapi kini telah bergeser menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern perkotaan yang dikenal dan dikonsumsi secara luas di berbagai wilayah di penjuru dunia. 

Dari tahun ke tahun kecenderungan permintaan pasar dunia terhadap produk pangan yang satu ini terus saja mengalami peningkatan hingga mencapai 2,5 %, tingginya permintaan pasar akan kopi menjadikan produk ini sebagai salah satu komoditas ekspor yang nilainya patut diperhitungkan, hal itu tentunya merupakan kabar yang menggembirakan bagi kita khususnya bagi petani kopi di Lampung Barat untuk ikut berkontribusi dan terus mengasah kreatifitas dalam rangka meningkatkan hasil produksi kopinya.

Namun kenyataannya selama ini lahan lahan garapan kita dieksploitasi dengan cara yang sama sekali tidak ramah dengan lingkungan, banyaknya penggunaan pupuk kimia dan pestisida justru semakin merusak ekosistem sehingga akan sangat merugikan bagi petani itu sendiri.

Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui akan tetapi tanpa diimbangi dengan upaya konservasi yang memadai metode pengolahan konvensional lama kelamaan akan berpengaruh pada kondisi kesuburan lahan itu sendiri, penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam jangka panjang akan meninggalkan residu yang berimbas terhadap pengerasan terhadap struktur tanah sehingga kondisinya menjadi padat dan masam, kondisi ini akhirnya akan membuat aktifitas organisme pembentuk unsur hara menjadi berkurang bahkan mati sehingga tanah akan semakin miskin unsur hara. Pada akhirnya tanah akan mengalami penurunan kualitas kesuburan karena tidak mampu lagi menyediakan nutrisi yang cukup untuk tanaman yang hidup di atasnya hal itu otomatis akan mempengaruhi produktifitas pohon kopi itu sendiri. Tidak hanya itu saja residu dari pestisida yang tidak terserap akan terbawa hanyut dalam aliran air sehingga merusak lingkungan dan tentunya membahayakan bagi kesehatan manusia.

Sudah saatnya petani kita beralih menggarap lahan dengan menggunakan metode pertanian organik, kopi merupakan salah satu produk budidaya pertanian yang memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan secara organik, jika dinilai dari segi komersial harga kopi organik sendiri  memiliki nilai jual yang jauh lebih mahal di pasaran dibandingkan dengan kopi yang masih dibudidayakan dengan cara konvensional ( penggunaan pupuk dan pestisida kimia) adanya perbedaan aroma, citarasa dan kekentalan yang dihasilkan oleh racikan kopi organik konon membuat produk yang satu ini memiliki sensasi yang berbeda bagi para pecinta kopi sejati.

Dari sudut pandang kesehatan produk pangan yang dihasilkan oleh pola pertanian organik selain dari rasanya yang lebih enak tentunya juga jauh lebih aman untuk dikonsumsi sebab terhindar dari residu zat zat kimia yang dapat membahayakan kesehatan tubuh yang tentunya dapat menurunkan kualitas kesehatan seseorang. Timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat membuat produk organik akhir akhir ini mulai dilirik banyak orang.

Menerapkan metode budidaya kopi organik memang sedikit lebih merepotkan dibandingkan cara konvensional,dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan bagi petani kopi sebab hasilnya tidak serta merta instan akan tetapi dilihat dari keuntungan kopi yang didapatkan tentunya sangat sebanding dengan hasil jangka panjang yang nantinya dapat dinikmati oleh para petani kopi.

Pada prinsifnya metode budidaya kopi organik dapat diawali dengan pemilihan bibit unggul yang dibudidayakan secara organik, setelah bibit telah siap tahap berikutnya adalah menyiapkan lubang untuk media tanam dengan kedalaman yang bervariasi dengan jarak tanam seukuran 2,5m, semakin dalam lubang yang digali semakin bagus untuk pertumbuhan bibit kopi nantinya. Setelah lubang tanam telah siap lalu taburkan kapur pada masing masing lubang sebanyak 250 gram. Biarkan lubang tersebut selama 3 - 4 bulan, langkah berikutnya adalah menaburkan pupuk organik sekitar 1 bulan sebelum bibit ditanam, penggunaan pupuk organik bisa didapat dari alam seperti pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan ataupun kompos hasil dari sisa sisa tanaman. Adapun cara pengendalian hama juga dilakukan secara organik artinya sama sekali tidk menggunakan pestisida misalnya dengan memanfaatkan daun papaya, cabe ataupun kunyit untuk menekan laju pertumbuhan ulat atau hama lainnya, Pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk kimia tentunya dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi para petani selain untuk mengurangi ketergantungan tanah terhadap pupuk kimia juga dapat menghemat biaya operasional petani.

Kita tentunya sangat berharap jika metode pertanian kopi organik di lampung barat berhasil diterapkannya dengan maksimal maka taraf kehidupan dan kesejahteraan petani kopi juga akan semakin membaik seiring dengan meningkatnya produk hasil kopi itu sendiri sehingga petani tidak bergantung dengan musim lag selain itu dengan menerapkan pola pertanian organic dan pelan pelan mulai meninggalkan metode konvensional kita berarti juga turut menjaga keberlangsungan makluk hidup lainnya, kelestarian alam dan lingkungannya sekitar tempat kita tinggal sebagai warisan dari nenek moyang yang mesti kita selalu rawat sekaligus juga sebagai kampanye lingkungan hidup bahwa bumi yang kita cintai ini sepantasnya diperlakukan dengan baik dan bijaksana. Sebab bumi ini adalah milik kita bersama yang juga dititipkan untuk anak dan cucu kita ( R.Tia)


tonton liputan simalaba (tinggal klik)

cara stek pohon kopi agar lebih produktif



Tidak ada komentar