HEADLINE

PUTARAN_Puisi Puisi Zumrotul Ina Ulfiati (Sastra Harian)

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi media Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) 
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini juga memberi ruang bagi sahabat pemula dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.


PUTARAN

Dari detik ke detik—dari tangan ke dinding
Ke tangan melingkari, berputar, lalu berikat:
Cerita, aktivitas, pekerja, istirahat, mengamati —
Di tiap angin bersemilir (terjatuh) (berhamburan) -

Dan terpeleset, terkapar, diam aku telah menjadi
Putaran di dalam putaran di dalam putaran
Yang mengelilingi, mengikat — hasrat, yang menjeratku di
Ruangan memakan, termakan — lalu dimakan.

Tapi aku masih bisa berteriak,
Atau berdiam diri seharian
Dan ada waktu yang harus saya ingat
Pelarian datang gelap yang pekat.

Yogyakarta, 2019



TERIAK SEMU

Betapa gundahnya hati
Dari setiap keresahan fajar ini
Bersemayam di lubuk hati!
Oh, rindu yang memakan diri!

Betapa hebatnya dirimu dinda,
Menciptakan awan rindu di dasar khayalan
Seperti prosesnya hujan,
Di laut yang terbentang.

Seperti hari ini oh cinta,
Bulir keresahan bulatan salju
Untuk melempar sesak tertutup abu
Menyambut dirimu yang tak tentu

Suasana hati ini benar tak tahu malu,
Berteriak lantang hanya merambat semu
Dan akhirnya aku tenggelam,
Dalam kematian rindu yang temaram

Yogyakarta, 2019


BERKABUT

Kabut mendung mengacaukan hidupku
Dan dengan siksa menenggalamkan samudera
Sampai, hujan berbicara seraya berjamah, menerka kepalsuan pikiran
,Ke bawah sadar awan yang lebat
Dan disana petir berbisik pelan, dasar penjelmaan kegelapan,
Dan ditangkap oleh napas karbon yang menyelimuti
Ke suasana mematikan, terpecah-belah
Sebuah pergerakan yang mengubah peradaban!
Dan seperti dewa menaruhkan segala hal.
Dalam pengabdian hidup sepanjang hayat;
Mereka pondasiku tidak cukup hanya sekadar cinta
Dan aku mengikatmu dengan pondasi di pekarangan

Yogyakarta, 2019


KASMARAN

Aku seolah bermimpi,
Menelusuri hidupmu terbawa arus pencapaian jati diri
Entah kemana jalan saat itu,
Putih cahaya mengkilap seperti sinar

Saat itu, dunia kecil menertawai aku
Sebab sering melamunkan dirimu
Sembari menutup dan mengurung diri
Kasmaranku benar seperti penjara jeruji

Andai saja, aku seperti dia
Yang kau gandeng di tempat pasar malam
Bertaburan malam berhias gemintang
Di iringi lagu cinta melodi gembira

Tapi ku bukan dia,
Dengan asmara hanya sebatas malam
Tapi aku, beribu malam
Hingga kau rindu aku tak pernah padam

Yogyakarta, 2019


KITA


Kita minum kopi,
Filosofi jogja tak pernah sepi
Dengan tak hitung cerita bertabur suci
Mengalun surgawi menatap cahaya diri

Kita bercengkrama,
Menertawai hidup yang mengalun saja,
Menangisi waktu yang terbuang sia-sia
Dan tenggelam dalam imaji yang berbeda

Kita adalah kita,
Terikat waktu terbebas cinta
Mengikat hasrat tenggelamkan naluri
Berpetualang menjelajah sepi

Yogyakarta, 2019



Tentang Penulis:

Zumrotul Ina Ulfiati, seorang mahasiswa aktif di ogyakarta jurusan pendidikan kimia, karyanya banyak diterbitkan di antologi puisi dan berbagai media.





Tidak ada komentar