HEADLINE

(Edisi hari ini_Senin, 07 Agustus 2017)_ PUISI PUISI Q ALSUNGKAWA




SAJAK SEMALAM

Kembali bercengkrama dengan sepi
di sini
setelah kita berkelahi
dan kau mengembara ke pikiran lain.

Sebenarnya kau tak sempat menoleh
dan tak memperdulikan air mataku.

Tetapi, kita menyerah di pangkuan suasana
atau saling mengalirkan banyak raut kenangan ke sisi lain.

Kita, bukan mencipta mahabarata
atau memuja riwayat Malin Kundang
tetapinya
kita sedang memaknai sebuah jarak hubung
lalu melontari biji-biji pikiran.

Ya, selamat menempuh nasibmu
kita pasti menghitung peristiwa yang belum tunai
namun
catatan hati, yang menguasai lini terfinis
akan tetap menyelinap
sebab kita selalu membangun negeri kata-kata.

Lampung Barat, 3 Agustu 2017.



SAJAK SUNYI

Aroma khas sunyi, tapi kusuka
terbakar di hulu dada
sejak kita bertukar mimpi.

Ada riwayat yang melafal setiap inci
dari jengkal tubuhku
melucuti kemungkinan dari sekujur malam.

Hmmm, malapetaka apa yang meliputi perbincangan kita?
Hingga kalimat yang terlontar, sebuah tikai.

Aku pernah menulis sajak
yang kualamatkan pada secarik di dalam diriku
hanya kubaca, bila karib sepi menggoda lamunanku.

Hai ...! Separuh dari milikku
di sini
aku melihat pantulan matamu
di sesabit yang menggantung
dan upayaku adalah jawaban yang kutentukan.

Lampung Barat, 4 Agustus 2017.



SAJAK SUNYI

Aroma khas sunyi, tapi kusuka
terbakar di hulu dada
sejak kita bertukar mimpi.

Ada riwayat yang melafal setiap inci
dari jengkal tubuhku
melucuti kemungkinan dari sekujur malam.

Hmmm, malapetaka apa yang meliputi perbincangan kita?
Hingga kalimat yang terlontar, sebuah tikai.

Aku pernah menulis sajak
yang kualamatkan pada secarik di dalam diriku
hanya kubaca, bila karib sepi menggoda lamunanku.

Hai ...! Separuh dari milikku
di sini
aku melihat pantulan matamu
di sesabit yang menggantung
dan upayaku adalah jawaban yang kutentukan.

Lampung Barat, 4 Agustus 2017.



AMNESIA

Bahkan, tak kusisakan satu kalimat pun di dada ini
bayangan, yang berulang melintas
telah kubinasakan
lalu mengusirnya ke ranah yang kulaknat.

Kau yang memanfaatkan sisi lembutku
tetapi
engkau lupakan satu hal
sebab aku puisi
yang setiap detiknya menjelma kemungkinan.

Kubebaskan kau melontarkan biji-biji rayuan
akan tetapi
sajak-sajakku dingin dan acuh
bahkan aku amnesia membaca sepercik godamu.

Lampung Barat, 6 Agustus 2017.



BUKAN SEBUAH PERMAINAN.

Aku yang sangat faham
di hatimu penuh sesal
dan berupaya mencuri sisa hati ini
lewat pintu maaf kau menimbun ranjau
sebuah upaya yang cukup beralasan.

Namun hari ini tak mengulang
dan waktu tidak ditakdirkan menunggu
bukan pula untuk diperolok.

Lepaskan saja!
Setidaknya akan mengurangi sesak
takdir, bukan sebutir permainan.

Lampung Barat, 6 Agustus 2017.



KUSEBUT IA PETAKA

Kusebut ia petaka
yang bermalam di setiap mimpiku
menusuk dari dalam
ketika aku lengah karena percaya.

Tetapi kau adalah manusia
yang lengkap dengan tamak atau togut
sejarah telah memaparkannya.

Ia datang dengan kesombongannya, memajangnya dan bermerek setia
namun, kau tetaplah hantu
dari bayangan kelam.

Tak sepantasnya kau dianugrari kesempatan
sebab maaf pun kau hianati.

Lampung Barat, 6 Agustus 2017.



Tentang Penulis:
Q Alsungkawa, bergiat di komunitas sastra di Lampung Barat (KOMSAS SIMALABA), ia mempulikasikan puisi-puisinya di media online www.wartalambar.com, Saibumi.com dan Lampungmediaonline.com. Puisi puisinya juga tergabung dalam buku antolog EMBUN EMBUN PUISI, EMBUN PAGI LERENG PESAGI, dll.

Tidak ada komentar