HEADLINE

BAHAYA DI SEKITAR REMAJA |Opini Rosni Lim |

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi media Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.comBeri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini juga memberi ruang bagi sahabat pemula dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor) Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan


      Malam Minggu itu, Nayla bersama dua temannya hendak berangkat ke pesta ulang tahun teman sekelas mereka, David. Saat sudah memanggil mobil angkutan online dan sedang berjalan menuju mobil, hp android Nayla yang sedang berada di genggaman tiba-tiba dijambret seorang pengendara sepeda motor. Sebelum Nayla sempat berteriak, penjambret itu sudah tancap gas kabur menghilang dari pandangan.

     Hal yang hampir sama dialami Darwin. Hp android yang baru dibelinya mengalami nasib yang sama seperti hp Nayla. Saat Darwin berjalan di kaki lima hendak pergi ke kursus di siang itu, seorang pengendera sepeda motor menghimpit di sampingnya dan menjambret hp android-nya yang ditaruhnya di dalam kantong celana jeans.

     Kenapa Nayla dan Darwin bisa sampai dijambret? Tak lain tak bukan karena mereka tidak berhati-hati. Saat berjalan di kaki lima atau saat sedang menunggu angkutan umum, sangat tidak disarankan untuk memainkan/memamerkan hp. Tahukah bahwa, bahaya senantiasa mengintai? Dalam pandangan sekilas, kita tak akan menyadari bila ada mata-mata yang sedang mengintai kita. Apalagi bila kita terlalu asyik memainkan hp di tempat-tempat umum yang sangat rawan, sekali lengah raiblah hp kita.

     Adapun si Darwin, walaupun tangannya tidak sedang memegang hp waktu berjalan di kaki lima, namun karena kantong celana jeansnya terlalu sempit, maka hp android yang besarnya mencapai lima inch itu pun tak muat masuk ke dalamnya, hingga terpaksa nongol seperempatnya di luar kantong. Mau tak mau, barang tren yang cukup mahal seharga dua jutaan itu pun menggoda niat jahat orang lain untuk memilikinya secara tidak sah. Apalagi kalau bukan dirampas secara tiba-tiba alias dijambret? Kalau saja Darwin lebih berhati-hati menaruh hp android-nya di tempat yang aman atau misalnya memakai celana dengan kantong lebih besar, kemungkinan dijambret atau kehilangan hp akan lebih kecil.

     Remaja yang tidak berhati-hati, seringkali menjadi incaran bahaya di sekelilingnya. Kenapa mereka tak berhati-hati? Karena tidak ada yang mengingatkan mereka, tidak ada yang memberitahu betapa ketidakhati-hatian bisa mengundang bahaya.

     Seminggu lalu, kecelakaan sepeda motor menimpa teman sekelas Nayla. Teman yang baru akan genap berusia 17 tahun di tahun depan itu, entah karena sebab apa terjatuh dari sepeda motor yang sedang dikendarainya, hingga menyebabkan otaknya harus dioperasi. Kejadian tersebut sempat direkam kamera stasiun televisi internet dan dibagikan di Line. Penulis perhatikan, teman Nayla tersebut tidak memakai helm/tidak nampak ada helm yang sangkut di kepalanya saat tubuhnya tercampak di atas jalanan dengan posisi telungkup. Lalu, teman yang diboncengnya pun mengalami cedera kaki hingga keduanya terpaksa bolos sekolah berhari-hari /berminggu karena harus dirawat/dioperasi.

     Bagaimana teman Nayla itu bisa mengalami kejadian kecelakaan di jalan raya saat sedang mengendarai sepeda motor? Padahal teman Nayla itu sudah lama bisa mengendarai sepeda motor, bahkan sejak SMP kelas II. Berarti sudah 3 tahun dia mondar-mandir dengan sepeda motor. Sekali lagi, ketidakhati-hatian menyebabkan kecelakaan. Barangkali juga, dia tancap gas sehingga sekali waktu lengah, menabrak atau terjatuhlah. Lalu, siapa yang dirugikan karena ini? Diri sendiri terutama, kemudian orangtua. Bukan semata-mata soal materi, namun lebih ke sakit di tubuh yang terluka, harus mempertaruhkan nyawa di meja operasi, sampai menguras waktu, tenaga, dan pikiran orangtua. Lalu terpaksa bolos sekolah sampai tak bisa ikut ujian/mengikuti pelajaran, apalagi saat kecelakaan itu terjadi sudah dekat ujian akhir semester.

     Kejadian lain menimpa teman sekelas Nayla yang lain lagi. Teman ini terkenal karena suka membolos, tidur di dalam kelas, sampai desas-desus dia merokok di luaran dengan teman-teman yang bukan teman sekolah. Karena tingkahnya itu, dia sudah sering diberi peringatan oleh guru sampai harus bolak-balik masuk kantor BP untuk diberi pengarahan. Namun, sepertinya semua itu hanya nasihat sambil lalu yang masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Teman itu tak jera-jera juga dan terus membolos hingga akhirnya terpaksa di-skors/di-drop out dari sekolah. 

     Sekali lagi, teman itu bukan anak yang suka mengganggu teman-temannya di dalam kelas/di sekolah, dia hanya suka membolos dan bergaul dengan orang-orang yang “lebih dewasa” darinya hingga terikut-ikut gaya “dewasa” mereka. Tentunya itu tidak disarankan bagi remaja yang masih berseragam putih abu-abu. Bahaya yang datang mengintai teman kita itu adalah ketidakhati-hatiannya dalam dunia pergaulan hingga ikut terpengaruh ajakan yang tidak disarankan untuk remaja seusianya.

     Ada lagi cerita dari seorang remaja cewek. Seperti umumnya remaja cewek yang mulai dewasa, pastilah didekati remaja cowok. Pacaran boleh saja, cuma juga harus tahu menjaga diri jangan sampai terjerumus. Remaja cewek itu bercerita pada penulis kalau ada teman cowok yang berani mengajak temannya (cewek) bermalam di hotel. Wah, wah, wah! Untung saja temannya itu menolak ajakan si teman cowok. Kalau saja si teman cewek rada lugu atau polos, pastilah sudah termakan rayuan si teman cowok. 

     Adakalanya, remaja-remaja itu melakukan kesalahan, tidak hati-hati, berbuat khilaf, telanjur, teledor, bukan karena semata-mata rayuan atau godaan dari luar, melainkan juga karena orangtua yang tidak pernah berpesan, memberi nasihat, wejangan, atau larangan. Remaja-remaja dibiarkan bebas berkeliaran, berteman dengan siapa saja, dan keluyuran ke mana saja mereka suka sampai lupa waktu. Padahal, sedikit saja lengah, bahaya pun mengintai.

* * *

Tentang Penulis:
Rosni Lim





Tidak ada komentar