HEADLINE

MELATIH ANAK MENULIS SEJAK DINI | Opini Rosni Lim |

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi media Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.comBeri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini juga memberi ruang bagi sahabat pemula dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor) Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.


     Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menuangkan ide, gagasan, pendapat, pikiran, atau perasaan ke dalam huruf-huruf dan angka yang membentuk kalimat sehingga dapat dibaca dan dipahami juga bermanfaat bagi orang lain.

     Manfaat sebuah tulisan bisa berupa: pemberitahuan, pendapat/masukan, bujukan, arahan, hiburan, atau memuaskan rasa keindahan/seni. Tentunya, manfaat dari sebuah tulisan itu bergantung kepada jenis tulisan apa yang dipublikasikan.

     Berita yang ditulis wartawan di koran lebih kepada pemberitahuan kepada khalayak ramai, tulisan berbentuk opini menyatakan ide/gagasan dari si penulis, bujukan/arahan bisa didapat dari tulisan motivasi, tulisan menghibur diperoleh dari ulasan tentang dunia film/artis, dan tulisan sastra seperti: cerpen, puisi, novel, akan memuaskan rasa keindahan/seni bagi si penulis dan pembaca.

     Kegiatan menulis sebenarnya telah dimulai sejak kita masuk sekolah. Pada saat masih SD, guru pelajaran Bahasa Indonesia sering memberi tugas untuk membuat karangan berdasarkan pengalaman ataupun imajinasi. Anak-anak SD yang biasanya dibawa ortunya jalan-jalan pada hari libur, akan menulis pengalamannya berjalan-jalan ke puncak, pasar malam, taman margasatwa, pantai, dan lain-lain.

     Kemampuan anak menulis ada 2, yaitu: kemampuan aktual (kemampuan nyata yang bisa ditunjukkannya pada saat dia disuruh menulis) dan kemampuan potensial (kemampuan terpendam dalam diri yang masih harus digali/dilatih).

     Kemampuan menulis setiap anak tidak sama, tergantung pada: bakat, minat, kemauan, arahan, bimbingan, dan latihan. Hal ini dapat dimaklumi, seperti halnya ada seorang anak yang pintar dalam mata pelajaran Matematika tapi tidak pintar mengarang. Sebaliknya, ada anak yang pintar mengarang tapi kurang menguasai mata pelajaran Matematika. Hobi anak yang pertama adalah berkutat dengan angka-angka dan rumus sehingga dia sulit menuangkan pikirannya dalam bentuk huruf/tulisan. Sebaliknya, hobi anak yang kedua adalah berkutat dengan huruf/tulisan yang dituangkannya berdasarkan imajinasi dan otaknya tidak mampu memikirkan angka-angka/rumus.

     Anak yang pertama mungkin tidak berbakat menulis, tapi bukan berarti dia tidak bisa menulis. Bila kita pancing minatnya untuk menulis, dia bisa memulai sedikit-sedikit. Setelah itu, kita bantu dia memikirkan sesuatu atau berimajinasi lalu bimbing dia menuangkannya ke dalam bentuk kalimat/tulisan.

     Sedangkan anak yang kedua, telah memiliki hobi, minat, dan bakat dalam menulis, tapi harus tetap kita pertahankan dan gali lebih dalam lagi. Keterampilannya bisa didapat dengan memperbanyak latihan, misal: guru Bahasa Indonesia tiap masuk kelas pasti memberikan tugas mengarang di kelas selama satu les, maka anak akan berusaha berpikir dengan imajinasinya, mengingat kembali pengalamannya berjalan-jalan atau mengalami hal lain, dan menuangkan perasaannya ke dalam bentuk tulisan.

     Tugas mengarang hendaknya diberikan guru untuk dikerjakan di sekolah, bukan di rumah, karena tugas yang dibawa pulang ke rumah biasanya anak akan meminta bantuan guru les atau mamanya untuk membantu mengerjakan. Tapi, bila dilakukan di kelas, mau tak mau dia harus berpikir keras. Lalu guru yang mengoreksi bisa memberi pengarahan dan bimbingan untuk perbaikan.

     Keterampilan anak menulis, harus dibina juga bila anak sedang di rumah. Sediakan satu buku besar dan tebal untuknya. Di buku itu, anak bisa menuliskan segala perasaan dan imajinasinya ke dalam bentuk karangan. Buku itu ibarat sebuah buku diary baginya. Tentunya, untuk memupuk hobi anak menulis dan melatih keterampilannya, kita harus menjauhkannya dari gadget.

     Bila kita ingin anak memiliki keterampilan menulis saat dia besar nanti, maka sejak dini harus dibiasakan membaca dan menulis. Baik guru di sekolah maupun orangtua di rumah, jangan malas untuk menggali hobi dan minat juga membimbing dan mengarahkannya, agar anak memiliki kemampuan berbahasa yang baik yang bisa dengan mudah dituangkannya ke dalam bentuk tulisan kelak.

* * *

Tentang Penulis:
Rosni Lim. Menulis cerpen, artikel, dll di beberapa media cetak/online

Tidak ada komentar