HEADLINE

DOA di UJUNG USIA [Puisi-Puisi Asep Syahril Fajri]

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi media Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.comBeri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini juga memberi ruang bagi sahabat pemula dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor)Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.



DOA di UJUNG USIA


(1)
Semoga masak dan tidak busuk

(2)
Jangan ada koyak juga isak

(3)
Menuju jalan lurus setegar alif

(4)
Tentang cahaya di ruang gelap

(5)
Di sanubari kutulis nama-Mu

(6)
Kunyah pagi menjilat senja

(7)
Iman aman amin


Serang,2020




PROSES


Kepada bilangan yang mengganti waktu
Hingga enam musim kami kembarai
Pada setiap poros-poros bumi
Dari sinar yang membentangi kehidupan
Dan tanya terberai ke delapan penjuru
Di antara kelahiran juga k3m4ti4n
Menampakkan suka maupun duka
Tentang rindu dendam
Atau mencari dikehilangan
Tarik nafas sedalamnya
Hanya misteri yang kita punya
Di balik cermin menatap rupa
Juga nanti akan kemana
Kala tadi jadi gambaran
Sementara kini mesin bergerak
Perlahan, perlahan nan pasti
Tulis cerita kita

Serang,2020



POHON KEHIDUPAN


Aku mengharap buah yang ranum pada pohon itu
Hasil dari kerja keras selama ini
Kusirami dengan usaha
Kupupuki dengan doa
Mekarlah mekar pohon kehidupan
Tunas muda bermunculan
Daun tua berguguran
Kubiarkan waktu mengalir
Kubiarkan hari bergulir
Tumbuhlah pohon kehidupan
Apa adanya


Serang,2020


SAJAK ORANG SAKIT



Aku gembalakan angsa-angsa putih
Jauh di sungai yang luas
Namun dari hulu ke hilir kulihat sampah
Ngalir bersama resah-resah kesah
Dan di tanah yang terpijak kini pun basah
Jengkal demi jengkal hanya mampu kurenungi
Tanpa sanggup dilalui

Oh, di kandang itu nanti telur-telur takkan menetas
Sebab angsa-angsa tersesat menuju jalan pulang
Tak mampu mengerami cikal kehidupan
Lalu nyatalah parade kesia-siaan kini
Di tepian sungai pekat ini
Kusaksikan riak menari-nari
Bersama angsa-angsa teriak sumbang


KEMBARA


Aku, rajawali lepas dari sangkar emas
Hidup bukan untuk berhias
Namun hidup adalah bebas
Tatapan mata menerawang tembus batas
Cakar mencengkram anggur merah dalam gelas
Karang terjal telah aku libas
Walau bunga api bermekar ganas
Sayap mengepak ‘tuk bergegas
Berkelana pada semesta luas
Memekik doa, mengharap tunas
Pada orbit yang belum tuntas


Serang,2020


KULAYARI AIRMATAMU



Seluka angan-anganku
Seangan luka-lukaku
Aku takkan pernah ingat
Tapi aku takkan pernah lupa
Saat matamu memeluk batinku
Ketika batinku lepas dari matamu
Kulayari kini luas samuderamu
Lautmu pun terpaksa kuarungi
Namun pada gelombangmu perahuku tenggelam
: Aku karam diterjang ombak dukamu


DI PA KE


Di kegelapan kita kumpulkan cahaya
Hingga sampai taman bermekaran bunga api

Pada angin yang mendesah kita titip keluh
Hingga badai tumbangkan kokoh batang yang nancap

Ke gurun tanduskah kita akan berlari
Hingga kaki-kaki menjejak degenerasi

Di pada ke; jadilah dendam
Hingga kita tak tahu diri sendiri

Di pada ke; mata kami buram
Hingga kita tak punya arti


Serang,2020


Tentang Penulis :
Asep Syahril Fajri, lahir  pada 22 Oktober 1985 dari kesucian rahim sang fajar,dibesarkan oleh belaian tangan kekar ketegaran.Tinggal di Serang – Banten, sehari-harinya ialah sebagai buruh di salah satu pabrik di Cilegon – Banten. Pertama menulis puisi tahun 2009, sempat vakum menulis puisi pada tahun 2013, dan memutuskan menjadi penyair (lagi) pada pertengahan tahun 2018 Pemilik usaha Sirup Wedang JaMer MADE IN ASSYAFA ini sedang mempersiapkan kumpulan puisi tunggalnya ; Indonesia, kami kenang elok tubuhmu.

Tidak ada komentar