HEADLINE

PADA SUATU DESA_Puisi-puisi An-Naufil (Sastra Harian)

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi media Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) 
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini juga memberi ruang bagi sahabat pemula dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.



PADA SUATU DESA

Pada suatu desa
tiada lagi kami jumpai
bekas lintasan kelereng
berkeliaran di pekarangan tetangga
tinggallah dedaunan berserakan
saling bersusulan untuk pulang
pada takdir nyata
yang termaktub bersama semesta

Pada suatu desa
sunyi senja
dari sorak-sorak hom-pim-pa
tersisih kesendirian
hingga malam menjemputnya
tanpa kata

Pada suatu desa
anak-anak tak lagi tumpah
di halaman rumah
saat libur sekolah
sebab, bagi mereka
pulsa adalah segalanya

Pada suatu desa
kerap terungkap segenap harap
bahwa kami
ingin pagi kembali

Madura, 2019



JAKARTA

Miskin yang gelandangan
Menampungnya kau kelimpungan

Pengangguran yang rumah
Bersamanya kau betah

Bentrok yang darah
Karenanya kau talkah

Jakarta, oh Jakarta
Sungguh tubuhmu betapa derita

Cepat sadarkan tuan-tuanmu!
Agar yang tersuntih, pulih
; terjaga rantai putih

Madura, 2019



SANTRI POMPONG JATI

I
Sebagai seorang santri
yang hastawara sering kutiduri
masihku ingin mabrur, Kiai
tawaf di tanah yang kau;
sekat barakat paling keramat

II
Sebagai seorang santri
yang aji tak lagi kumiliki
masihku ingin ijazah, Kiai
rumah di madah yang kau;
tanda kenal paling sakral

III
Sebagai seorang santri
yang mengabdi dan mengaji
tertawan gengsi dan trendi
masihku ingin alim, Kiai
tadah di fatwa yang kau;
panjang akal paling bekal

IV
Sebagai seorang santri
yang harap dan tindak
adalah langit dan bumi
masihku ingin ta’dib yang kau, Kiai
alimensi pada si pompong jati

Madura, 2019



KOPIMU

; Amir Kantin Sufi

Wahai sahabat!
betapa pekat nikmat kopimu
aroma dan rasanya bersatu padu
mengusir sendu
mengandung candu mengundang rindu
hingga bibirku kerap bertamu

Wahai sahabat!
masihkah ia akan setia
di musim hampa?

Madura, 2019


Tentang penulis: 
An-Naufil. Santri asal Silo - Jember yang sedang mengaji di PP. Annuqayah daerah Lubangsa Guluk-guluk Sumenep Jawa Timur sekaligus tercatat sebagai Mahasiswa PBA/V Instika. 





1 komentar: