HEADLINE

SEBELAS TAHUN SILAM_Puisi Puisi Munadi Embing




SEBELAS TAHUN SILAM

Sebelas tahun silam
kita masih hijau
di pintu gerbang menatap emas
mendulangnya berjam-jam.

Tumpukan buku, deret algoritme
bergelayut di kerah, belulang muda.

Sejenak rebah di jendela
tempat kita menaruh malu-malu debar
lantas pecah, riuh
oleh keras tepuk bola voli.

Kemudian kita sama-sama menanti bunyi bel
buyarkan angka, rumus yang membelenggu.

Ada cemas menari
dalam tatap, debar
sebelum bel berdenting
memecah kelas.

Sepi, sunyi. Hanya halus senyum tergerai
di sudut tipis bibirmu
mengiris waktu, menyetop detak bumi
gravitasi yang lesap di semampai hitam rambutmu.

Kemudian kita menikmati diam, permainan morse
entah kenapa aku selalu kalah dalam permainan itu
lunglai, tenggelam dalam lembut senyum
yang Tuhan tempelkan di wajah pagimu.


Banten, 2018


RUANG BACA (1)

"Masih ada waktu," sergahku meyakinkan.
Sebelum waktu lapuk
matahari tergelincir
di senja hari.

Selarik kalimat di atas selembar mawar.
Ruang baca. Tempat di mana
kita selalu singgah
merapal kembali kalimat itu.

Mengunjungi kamus,
bahasa yang kita sepakati.

Banten, 2019


RUANG BACA (2)

Kita mengunjungi berjam-jam
memastikan kamus yang kita buka
tetap sama, tak pernah berubah.

Kemudian mata kita menjelma pijar
mengganti redup hari
menanti menua.

Dan kita selalu membahasakan,
bahasa serupa di antara kita
: cinta.

Banten, 2019



JEDA

seperti musim
selalu ada anomali
pada sebuah siklus
kemarau parau. hujan turun beruntun

kala pagi,
di matamu
aku melihat kupu-kupu
aku merajut mentari.

pada siang
kita menikmati
segumpal dialog
di atas meja.

di malam yang dingin
engkau menggigil. membisu
aku berdoa di antara senyap
mengemis musim pertama.

Banten, 2018


AJAK RINDUKU BEPERGIAN

Sesekali aku ingin
kau mengajak rinduku bepergian
di atas rel-rel kereta api
melewati hamparan hijau padi, kebun tebu.

Setelah itu,
aku ingin kau mengajakku melihat lautan
luas tak bermuara
tak pernah berkurang meski satu kaki.

If. Aku telah bosan mendengar teriak mesin
bosan melihat senyum palsu
menjejal di jantung kota
trem yang membelah kota.

If. Ajak rinduku bepergian
lalu biarkan ia tersesat.


Banten 2018





Tidak ada komentar