HEADLINE

PERJALANAN PUISI_Puisi Puisi Lusi Afrima (Sastra Harian)

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) 
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.




PERJALANAN PUISI

Ju,
Sepanjang jalan pulang, berdua saja merapal angan dalam genggam
Rangkai mimpi, susun setiap potongan puzzel pertemuan di ingatan

Raja cahaya hilang ditelan gelap
Berdua kita melaju
Punguti warna-warni diksi, berserakan
Lenggekan, kata demi kata 
Rakit jadi sebuah puisi

Ju, 
Sepanjang jalan pulang itu
Kita gunting setiap sunyi yang gerogoti mimpi
Mata masih saja merangkai diksi
Puisi kita hampir jadi
Tak peduli sesekali, kerikil tus*k penglihatan
Kita masih saja tertawa, hi hi hi

Ju, 
Malam sudah semakin tua
Jalanan sudah bak rimba
Hening, mencekam di batas kota
Sebaiknya, kita lipat kilometer jarak menuju pulang
Gulung saja larik itu di kumparan
Bernyanyi agar bising bersemayam
Percayalah, puisi ini akan menyuarakan senyuman

Jalan pulang,  2018



PALSU


Kala itu, 
Kita berbicara tentang rasa
Kau sebut itu cinta

Berkudung rindu menghujat waktu
Sebab cinta tak tertuang dalam temu

Masa itu berlalu
Kita membisu
Kau dan aku, abu-abu

Surga kata,2018


PESAN RINDU

Bulan turun di pelataran malam
Biasnya menyusup di balik jendela kamar
Melukis segurat wajah, bentuk bayangan di ruang mata
Sosok yang menanam rindu
Menyemai cinta di musim lalu

No, 
Entah sudah berapa banyak kita memupuk malam 
Tebarkan pesan-pesan sunyi menyayat hati 
Bisikan rindu pada angin nan menderu
Tongkangi lelap dalam senyap, hasrat kian menggebu 

Bolehkah aku memanen senyummu?
Sekedar pelipur lara
Agar malamku, tak lagi beku

No,
Akankah Raflesia memulangkanmu Desember itu?

Talaok, 2018



Tentang Penulis:

LusiAfrima, Gadis minang yang saat ini aktif dalam kegiatan kepenulisan dan literasi Sastra Bumi Mandeh ( SBM) dan juga sanggar seni tradisional Bayang Palito. Ia adalah seorang guru BK di SMA N 1 Bayang, lulusan Sekolah Tinggi STKIP PGRI Sumatera Barat. Sangat mencintai kesenian dan literasi sejak duduk di bangku sekolah namun tidak menemukan wadah untuk menuangkan segala ide dan kreatifitas yang dimiliki. Mulai aktif menulis lagi sejak  2018 melalui wadah SBM. Tulisan pertama yang dimuat dalam Antologi bersama untuk Lombok (2018), pemenang lomba menulis kreatif SBM 2018 untuk menghadiri UWRF 2018, serta tulisannya juga pernah dimuat di KabaPasisi Wodpress.com


Tidak ada komentar