HEADLINE

BAYANG ILUSI_Puisi Puisi Riyan Saputra(Sastra Harian)

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) 


kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.




BAYANG ILUSI

Ujung sepi,
kembali merindukan
gundah, resah, dan gelisah telah bernyanyi dalam setangkai rindu yang membelenggu.

Senyap kamarku saat itu
berangsur-angsur mengingat kisah tentang segala bayang bersamamu

Hening dikala itu,
bayanganmu telah menjadi ilusi pada tembok kamarku,
menghadirkan seciut senyum manisku,
yang telah memberatkan rindu dalam bayangan.

Bukittinggi, 2018


MASA REMAJA ITU TELAH KAU LEPAS

Telah tiba jiwa itu terjerat cinta
Bukan lagi sekedar permainan
Lantas telah menjadi perjanjian

Cinta itu sudah menjadi akad
Yang akan kau labuhi dalam bahtera cinta,
Separuh jiwamu dan jiwanya telah bersatu menjadi kita

Akad itu sudah terucap
Dirinya telah kukuh menjadi milikmu
Dan semuanya terserah padamu
Entah bagaimana kau menjalaninya.

Sekarang ciuman itu sudah halal
Kau pasti mencobanya,
Maupun nikah itu sudah menjadi cinta sebaliknya,

Hilang sudah remaja bagimu
Kau sekarang telah beranjak ke masa dewasa,
Jangan kau hiraukan lagi,
demi yang terbaik akan berjalan dengan sebaiknya

Bukittinggi, 2018


DI SUDUT BETON TUA

Waktu itu senja bersama kita puan,
Elok nan rupawan semerbak mawar di sudut beton tua,
Lantunan untaian katamu puan,
mengais dekap hatiku,
Membuat diriku menghayal tak terhingga.

Untaian kata-kata dirimu sudah berakhir,
Tinggallah luka kepedihan telah kau tancapkan,
Anggap saja luka itu untuk penderitaanku puan.

Dua tahun berlalu,
Beton tua itu sekarang renta puan,
Hanya saja puing-puingnya tersisa,
Sejenak aku menatap,
Sehingga mengenang kisah lama.

Bukittinggi, 2018



KEPEDIHAN MALAM

Waktu berjalan dalam malam yang pekat,
beribu kenangan telah menyusuri ruang kalbuku,

Aku tertatih dalam kepedihan,
Pedih amat kejam seperti penyakit yang telah hinggap beberapa tahun yang tak dapat disembuhkan,

Bukankah kenangan itu sudah terbuang jauh,
Ternyata banyak kenanganku yang tak mau dibuang,
semuanya telah kembali kepada  jiwa-jiwa yang mengiris hati

Bukittinggi, 2018


WAKTU RINDU

Di kampung halaman yang telah kau kenang bersama diriku,
Telah memadu kisah antara kita, jarak jauh telah memisahkan beberapa Kerinduan,
Kau tanam sebagai bumbu rindu dikala berpisah,

kau tahu aku hanyalah sebuah pria yang suka mengenang beberapa kisah masa lampau,

tak ada makna yang tersirat,
hanya saja cercahan pelangi yang telah menghiasi beberapa rindu tentang masa itu,
aku berharap kau telah tiba pada waktunya dimana rindu telah disahkan

Bukittinggi, 2018



Tentang Penulis:

Riyan Saputra, Lahir di kota Gunung Sitoli, anggota komunitas seni dan sastra rabuang gadiang Bukittinggi juga komunitas daun ranting.


Tidak ada komentar