HEADLINE

“BURUNG-BURUNG YANG MENGKAPLING SURGA” MERUPAKAN BUKU CERPEN SARAT MAKNA_IRFA SAYIDATUR ROHMAH



FAMNEWS, Kediri
Burung-Burung yang Mengkapling Surga, karya Marzuli Ridwan Al-bantany ini, merupakan buku cerpen terbaru yang akan dirilis FAM Publishing dalam waktu dekat. Berkisah tentang suasana kehidupan di kampung dengan segala persoalan yang ada, baik itu lingkungan, kehidupan sosial, cinta, politik, dan kebudayaan tak lepas dari pengamatan sang penulis. Buku tersebut terdiri dari 20 judul cerpen yang ditulis sepanjang tahun 2015-2017.

"Cerpen-cerpen yang terangkum dalam buku ini sebagian besar bersettingkan kampung, sebagai salah satu sumber inspirasi di mana dari kampunglah kisah-kisah itu penulis angkat," ujar pria kelahiran Bengkalis, Riau itu. Buku cerpen “Burung-Burung yang Mengkapling Surga” ini mendapat apresiasi dari Novelis, sekaligus pendiri FAM Indonesia, Aliya Nurlela dengan mencantumkan testimoni dalam buku tersebut.

Selain buku cerpen tersebut, buku tunggal lainnya yang telah terbit di FAM Publishing adalah buku puisi yang berjudul Menakar Cahaya, pada 2016 lalu. Sementara karyanya yang lain seperti, buku puisi yang tergabung dalam sejumlah antologi puisi bersama penulis-penulis lainnya antara lain, antologi puisi Mendengar Angin Berbisik (Sigi Media Publisher, 2016), Darah Juang (SSAN), Ayah di Bahumu Aku Bersandar (FAM Indonesia, 2016), Untukmu Satu Nama (Kaifa Publsihing, 2016), Setanggi Junjungan (FAM Indonesia, 2017), Di Bawah Pohon Willow (Genom, 2016), dan sejumlah antologi puisi lainnya. Kemudian autibiografi Ensiklopedia Penulis Indonesia Jilid 6 (FAM Indonesia, 2016).

"Semoga buku cerpen ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Terutama para pelajar, mahasiswa dan kalangan umum. Buku cerpen ini insya Allah layak dibaca, karena mengandung pesan-pesan yang positif untuk menjalani kehidupan" paparnya.

Diakui pria yang juga berprofesi sebagai Jurnalis di Riau ini, menulis sebenarnya sudah ia tekuni sejak lama, tepatnya saat bergabung menjadi wartawan di Harian Pagi Riau Tribun 2005 lalu. Hingga sekarang ia masih terus menulis. Namun untuk karya sastra, dirinya baru mulai aktif sejak beberapa tahun belakangan ini. "Alhamdulillah, sudah menerbitkan sejumlah buku karya sastra. Barangkali sejak bergabung di FAM Indonesia, bakat menulis karya sastra itu terus saya kembangkan," ujar Marzuli.

Sebagai seorang jurnalis, awal menulis sudah pasti menulis berita untuk media massa. Sementara untuk sastra, ia lebih fokus pada puisi yang kemudian disusul dengan belajar menulis cerpen. "Alhamdulillah, beberapa puisi dan cerpen sudah diterbitkan juga di media cetak, baik di Riau maupun sejumlah media massa terbitan nasional," ungkapnya.

Bagi Marzuli sendiri, FAM Indonesia merupakan penerbit yang konsen mendorong dan memotivasi para penulis nusantara untuk berkarya dan menerbitkan karya mereka. "FAM mestilah terus fokus dan menjadi penyemangat dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan literasi tanah air. Saya bangga dengan FAM," tutur guru salah satu Madrasah Aliyah di Riau ini.
Di luar kegiatannya menulis untuk diterbitkan di media maupun penerbit buku, kini Marzuli juga tergabung dalam tim pengajar kursus menulis intensif yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkalis. Selain itu, ia juga terlibat aktif dalam lembaga Pengawas Pemilu di Bengkalis dalam rangka Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 mendatang. [TIM MEDIA FAM]


(Marzuli saat menjadi instruktur kursus menulis yang diselenggarakan MUI Bengkalis.)

Tidak ada komentar