HEADLINE

MENGHITUNG RINTIK KERINDUAN_Puisi Puisi Titik Damayanti(Sastra Harian)

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)




MENGHITUNG RINTIK KERINDUAN

Hanya satu yang bisa kulakukan
menghitung rintik kerinduan di balik kaca jendela
sambil mengusir aroma sepi yang semakin menjadi jadi
dalam balutan lebatnya hujan sore ini.

Datanglah ke sini
akan kutunjukkan cara merawat cinta
yang sedang tumbuh di musim semi

Gresik, 13 Juni 2018


KAMUFLASE PAGI MENJADI KEHANCURAN

Lalu kutitipkan pada hujan
sebilah pesan untuk seseorang
apabila jiwa ini telah pergi meninggalkan raganya.

Saat ini ...
tiba tiba pagi berkamuflase menjadi kehancuran
yang melululantahkan segenggam kepercayaan
pada musang yang berdiri di seberang sungai.

Ini bukanlah sebuah kebenaran
tak kuketahui jejak ini
yang kemudian
sakit ini semakin menusuk manusiaku.

Gresik, 13 Juni 2018



HURU HARA DI UJUNG SENJA

Saat malam semakin menua
teriakan dari ujung desa
menggemparkan jagat raya
seakan perang dunia baru saja dimulai.

Lalu tiba tiba terdengar teriakan
yang mengisyaratkan ketakutan
akan datangnya huru hara di ujung senja.

Apa yang harus kami lakukan?
kepanikan menghantui setiap orang
tak ada yang bisa diperbuat
selain meminta perlindungan dari Sang Maha Pencipta.

Gresik, 13 Juni 2018


TENTANG SEGARA

Saat angin menari
melepas keganjalan
terkubur berminggu minggu
lalu pamit meninggalkan
dinginnya udara.

Terdengar suara
gemercik air bersahutan
sesekali menggigil
karena rapatnya angin menusuk tulang.

Atau sekedar bertamu
berteman secangkir teh
kerana gelisah di luar sana
semakin meracuni manusiaku.

Gresik, 17 Juni 2018



HIKAYAT PENA

Datanglah akan kuberitahu dirimu,
tentang pena.

Saat dia masuk dalam dimensi manusiaku
bintang berjejer di awan
sesekali kalimat ragu menghantui derap langkah.

Sedang angin
terbang jauh bersama kepingan rindu.

Kuingin membaca bahasa matamu
dalam deret kekata
tapi semesta lebih luas dari segalanya,
aku ingin menyelinap masuk
ke dalam urat nadimu
agar kubisa menjelma puisi paling indah dalam sepi.

Gresik, 19 Juni 2018


SEPENGGAL SIANG

Entah apa yang kupikirkan tentang siang?
kubiarkan bayang berlarian
bila angin ingin mengikuti, ia takkan sanggup
jalurnya berkelok membentuk sungai
menyisakan kedukaan.

Jalan di hadapan masih terbentang panjang
rajutlah tekadmu sekuat mungkin
karena ada banyak rintangan di depan yang akan kau ajak berkenalan
juga segerombol hewan buas akan jadi teman sejatimu.

Gresik, 20 Juni 2018


Tentang penulis :

Titik Damayanti. Gemar menulis puisi. Beberapa karyanya dimuat di media online dan termuat dalam beberapa buku antologi puisi. Saat ini tengah menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Gresik. Tinggal di Desa Metatu Kec. Benjeng Kab. Gresik.

Tidak ada komentar