HEADLINE

DI BREBES KITA PUNYA KENANGAN _Puisi Puisi Maula Nur Baety (Sastra Harian )

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)



DI BREBES KITA PUNYA KENANGAN 


Bermodal sepeda, kita menyusuri 
kota Brebes, dari desa hingga jalan raya besar
tak sampai di situ, kita menikmati lelah bersama 
terik dan asap mobil.

Kita singgah sejenak di Alun-Alun Brebes. 
Menghela napas sebanyak-banyaknya, 
menikmati keramaian, dan pastinya 
es kelapa muda beserta cilok tak ketinggalan. 

Telah kita sematkan nama kita, di dinding 
pasir, bergumul dengan canda tawa penuh 
haru, kita mencium aroma bahagia yang tidak
terkira di pantai Randu Sanga. 

Jakarta, 10 Januari 2018.




SAAT KETEGANGAN DI UJI 

Pelan pelan pesawat itu berjalan, 
lambat laun mulai terdengar suara 
informasi bahwa pesawat akan lepas 
landas. 

Lalu, 
tetiba bagai di koyak oleh guncangan, 
pesawat itu melaju dengan kencang bahkan
terbang tanpa sadar, ke kanan lalu kiri. 

Ah.... 
Bahkan belum sempat aku membuka, 
mata langsung dihadapkan pemandangan 
luar biasa indah. 

Rumah bagaikan mainan monopoli, 
kecil semua, bahkan jalan tol saja, nampak
seperti jalan tikus. Indahnya paras-Mu 
melihat dari atas langit dengan deretan 
gumpalan awan. 

Jakarta,  10 Januari 2018.



ADA KOPI DI TENGAH HUTAN 

Kita menjelajah bahasa kenangan, dari 
perjalanan lalu keringat mulai bergumul 
di sela baju kami, namun kami masih belum 
berujung, masih setengah jalan kami melewati 
hutan. 

Betapa ternganga mata ini, ternyata di hutan
Bukan hanya pepohonan melainkan ada banyak
pohon buah, seperti coklat – nangka, durian bahkan
deretan kebun kopi entah punya siapa. 

Yang jelas, ketika kita memilih jalanan hutan, bukan
hanya sensasi perjalanan namun mata memandang 
berbagai karya Tuhan. 

Jakarta, 10 Januari 2018.



KEBUN KOPI IBU 

Kami telah menyiapkan berbagai sayuran, dan nasi
untuk bapak dan ibu, hanya butuh beberapa menit 
tiba di kebun. 

Pertama aku sempat ingin mengeluh, karena jalanan 
di sini begitu sempit bahkan kepala harus bertabrakan 
dengan ranting pohon kopi. 

Namun aku tersadar, bahwa ini jalan yang setiap 
hari calon suamiku, bapak mertuaku, ibu mertuaku
bahkan para pekerja kebun lainnya lewati untuk 
mencari rezeki. 

Dan kujadikan jalanan ini sebagai, jalan yang akan 
setiap hari aku lewati juga, jadi untuk apa kita berlaga
segala macam tingkah. 

Kebun ibu di sini, termasuk usaha keseharian kelak. 

Jakarta, 10 Januari 2018.



DINGINNYA MALAM 

Sudah tidak tahan lagi, oleh tajamnya 
cuaca malam yang tidak biasa bagiku. 
Bahkan dinginnya air es mengalahkan udara 
malam ini, padahal bintang menampilkan dengan 
indah di langit. 

Lalu, inikah yang di namakan cuaca paten? 
Atau memang keadaan di sini, seperti ini. 

Kekhawatiran nampak dari raut (dia) 
ketika tubuh ini mengigil, dengan penuh
kasih ia kenakan jaket merah tulang untukku. 

Jakarta, 10 Januari 2018.


Tentang penulis : 



Maula Nur Baety, lahir di Brebes, Jawa Tengah. Klampok, pasar bawang. Banjaratma Gg. Batara 2. Menulis di wattpad dengan nama @maniezmala , tulisan di www.penuliscerpen.com dan berbagai cerpen / puisi di media www.simalaba.com 

Tidak ada komentar