HEADLINE

WAKTU SINGKAT YANG INDAH _Puisi Puisi Maula Nur Baety (Sastra Harian )

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)




WAKTU SINGKAT YANG INDAH 

72 jam aku menghabiskan waktu
dengan (dia) di Lampung Barat.

Di Air Hitam, banyak warna yang
aku dapat dari segala waktu pagi, siang, sore dan malam.

Dia cukup baik dan cukup perhatian,
tahu saat aku kedinginan, tahu saat
aku sudah kenyang dan tahu saat
aku berucap lirih 'kita akan
berjumpa lama lagi' karena waktu
dan jarak terasa menikam aku dan dia.

Namun kenangan sudah menjadi
lembar nama yang tidak mungkin
bisa aku jalani kembali.

Ya....

Dia memilih pergi dan enggan
kembali padahal aku menanti
hari persandingan tapi sudahlah
waktu mengkikis segala rencana.

Jakarta, 11 Mei 2018.


PUISIKU TERTINGGAL 

Puisiku tertinggal di sungai Han
Seoul, Korea Selatan.
Berbagai majas yang telah
kugunakan kini termakan jauh
oleh tempat dan negara.

Bilamana aku kembali, diksiku
sudah ber-arah tak menentu
tertinggal jauh di rumah kayu.

Hei ... puisi!

Kembalilah menjadi diksi bermakna.

Jakarta, 11 Mei 2018.


LAHIR DENGAN BANYAK RASA 

Aku hanya seorang wanita,
bermata hitam, berambut panjang
kulit sawo matang.

Lahir di sekitar pohon jambu dan
mangga yang menjutai tinggi.

Tidak ada bidan atau dokter kandungan, hanya ada dukun beranak zaman dahulu.

Namun---

Ibu melahirkan nyawaku dengan
penuh banyak rasa sebabnya aku
tidak diinginkan namun aku tetaplah nyawa ciptaan-Nya.

Hingga aku tumbuh menjadi,
wanita incaran kota Brebes.

Yes, I'm May Queen
di jantung keluarga.

Jakarta, 11 Mei 2018.


KEINDAHAN DI MADRID 

Imaji segala indahnya hidup,
telah terpaten di kota Madrid, Spanyol.

Negara yang selalu diidam-idamkan banyak penulis menempatkan dengan tempat dan latar belakang negara itu.

Taman Buen Retiro Park yang
begitu indah dan sangat disayangkan jika tidak berkunjung jikalau ke Madrid.

Ahh..., tidak mengapa bermimpi
setinggi mungkin sebabnya dari
mimpi bisa menjadi kemungkinan.

Semua kembali kepada-Nya.

Jakarta, 11 Mei 2018.

DI JAKARTA AKU HIDUP 

Jadi seorang perantau yang
berbulan-bulan menetap di kota
orang rasanya membuatku ingin
lelah, namun inilah hidup yang
harus terjalani.

Mau segala bentuk keluhan
seperti apa juga harus tetap
bertahan demi berlangsung hidup.

Di Jakarta aku hidup, dengan
bekerja memakai otak untuk berfikir
esok masak apa, menu terbaru apa
yang harus dihidangkan atau
meracik segala bumbu yang ada
dipikiran.

Dari bahan daging babi,
daging sapi hingga daging ayam
harus ter-olah dengan rasa yang
benar sebabnya bukan kita yang
makan namun untuk orang.

Enaknya menerima gaji, susahnya
menerima kenyataan harus tinggal
di kota bukan kelahiran.

Jakarta, 11 Mei 2018.

Tentang penulis : 


Maula Nur Baety, karyanya berupa sajak dan cerpen dipublikasikan di media Simalaba. Lahir di Brebes, Jawa Tengah. Banjaratma, Gg. Batara 2. RT 04/RW 09. Bulakamba Brebes. 

Tidak ada komentar