HEADLINE

KETABAHAN TANAH_Puisi Puisi Zen Kr (Sastra Harian )

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)




KETABAHAN TANAH

Istiqomah ialah tubuhku
Yang masih setia menghampar
Walau kemarau begitu nanar
Dan telah sempurna memaknai nestapa
Sebab musim tak memihak hujan tuk menjumpaiku
Hingga rerumput tak sanggup bertahan hidup
Atau pohon-pohon yang kerap menanggalkan dedaun
Dan bahkan tubuhnya tumbang
Membunuh kesejukan.

Annuqayah,2018



DENGAN GETIR, AKU MELANGKAH


;Perjalanan Menuju Pragaan
Dengan getir, aku melangkah
Saat matahari nanar pada pandang,
Dan di kejauhan, lorong mencipta gelombang.
Lalu, segenap harap mendekap
Agar langkah tak temaram di tengah jalan.

Selamat adalah kata paling keramat
Yang kerap ku awali dengan semoga
Dalam doa yang kupanjatkan.

Walau penat kian pekat,
Hingga tubuh tak henti mengalirkan peluh.
Hanya istiqomah melangkah menjelma pilihan
Sebab kerinduan adalah sampai pada tujuan.

Annuqayah, 2017


BERSAMA PUISI

Bersama Puisi
; Kepada Hujan

Bersama puisi
Aku meminta kau bertandang di bulan ini
Sebab harap tanah kemarau adalah engkau
Dimana kerontang tak lagi sebuah ‘hanya’
Namun sudah menjadi ‘sangat’

Maka dari itu,
Bangunkan rumput dari tidur berkepanjangan
Yang rindu tumbuh menghias jalan-jalan.

Kabulkanlah doa bunga
yang begitu ingin rekah.

Dengan tubuhmu
; tubuh sejuk yang menyimpan rahasia kehidupan
pada alam.

Lubangsa, 2018


QALANSUWATI*

Kembalilah, Qalansuwati
Resahku kian merekah akibatmu
Mencicip pahit rasa gula
Sebab, tak hadirmu dalam waktuku
Adalah rindu cakrawala pada bianglala

Dan ketahuilah, Qalansuwati
Sejatinya, kehadiranmu adalah indah purnama
Yang tuhan anugerahkan padaku
Namun, kali ini purnama itu telah gerhana dari tubuhku.
Maka kupanggil engkau kembali, Qalansuwati
Agar risau tak lagi meracau
Membisik rindu dalam qalbu

Annuqayah 2017

*Sebutan songkok / kopyah  menurut orang Arab



ROKOK

Memang benar
Aku adalah penikmatmu yang ‘sekadar’.
Namun, bila menikmati asapmu yang pekat
Mengepul begitu memikat
Maka resah yang biasa bersemayam
Bermigrasi, tak lagi mendekam
Berhenti mencengkram.

Instika,2018


KOPI

Barangkali, aku adalah penikmat setiamu.
Penikmat rasa pahit manismu
Apabila rindu bertandang pada jiwaku.
Sebab, mungkin hanya denganmu
Rindu yang membeku dan menggebu
Bias kuhapus dari hatiku.

Annuqayah, 2018


KEPADA KEKASIH

\I/
Aku mencintaimu seperti asin pada laut
Senantiasa melekat dan melarut.

Aku tersesat di hatimu
Sebab pandang matamu yang sayu
Kerap mengalirkan sejuk ke dalam dada
Juga dari senyummu
Menyungging purnama yang senantiasa kurindu.

\II/
Begitu pandai kaumainkan debur, kekasih
Debur yang sempurna kauhantar ke hatiku
Hingga terguncang aku, terpikat ‘tuk meminangmu.

Masihkah harus letih aku mencari selain-mu
Sedang namamu telah dan benar-benar megalir dalam nadiku ?

\III/
Maka, kini kulayarkan cinta dari sajakku
Berharap bisa sempurna berlabuh
pada dermaga di hatimu.

Kemudian, bersama kita akan membuang luka
Dan bahagia sempurna kita asah,
Lalu kekal bersama masa

Persi, 2018


KEPADA ANGIN 2

Selama musim masih sempurna dihuni hujan
Maka tiada bosan aku meminta
Agar kau tak begitu ragib bermain
Sebab bila badai kauhantar,
Resah juga kau tabur ke tubuhku.

Namun, bila panas telah setia bersama musim
Maka desirmu kubutuhkan ; gontai.
Sebagai pengusir gerah pada tubuhku yang kemarau
Atau membunuh nestapa
Bagi anak kecil dengan layangannya di sawah.

Guluk-guluk, 2018


KEPADA ANGIN 3

Tak sungkan aku menamaimu sebagai getir
Bila beliung hadir begitu seram memecah takdir.
Namun, tak sukar pula aku memanggilmu
Berlabuh dalam sajakku
Agar ia menjelma sepertimu
Mampu berlabuh di segala penjuru ; selalu.

Guluk-guluk, 2018


Tentang Penulis :

Zen Kr. Pegiat Komunitas Penyisir Sastra Iksabad (PERSI), Lesehan Sastra Annuqayah (LSA), Gubuk Sastra Kita (GSK). Sejumlah karyanya pernah nongkrong di media seperti  Radar Madura, Jejak Publisher (Jawa Barat), Tidar Media, FAM Publishing,Tulis.Me, Dll.  bukunya di antaranya: Tanah Bandungan (2017), Perempuan Yang Tak Layu Merindu Tunas Baru (2017), Pekerja Kasar Tanjung Luar (2017) tinggal di Lubangsa Guluk-Guluk Sumenep Jawa Timur.



Tidak ada komentar