HEADLINE

AKU_Puisi Puisi Maula Nur Baety(Sastra Harian)

Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)




AKU 

Aku anak semang, yang hidup beralas rasa malu dan tidak percaya dengan diri.

Kamu merupa daun musim semi, bilamana terbawa angin hancur kala menabrak dahan pohon.

Usahlah berbelas hati, terlambat kau memungut bagian yang hampir busuk.

Jakarta, 28 Mei 2018.


KAMU 

Kau telah banyak menjelajah tuan!

Amatlah buruk hasilnya bila, kau memilih milih hasil dari kau berburu hati dan bisa mendapat wanita tak dikehendaki.

Makan saja nasibmu itu!
Untuk kau kunyah bekal masa depan.

Jakarta, 28 Mei 2018.


DIA 

Dari mana kau jumpai sucinya hatiku?

Ingin kututup segala kebaikan, sebabnya kau telah menanam benih kecewa yang mendekam begitu jauh dan lama.

Apalah kau ini! Sudah meniti lalu pergi,
betapa benar benar terlalu kau tuan.

Jakarta, 28 Mei 2018.


KALIAN 

Kami hanya anak desa, janganlah kalian mendebatkan harga pokok yang menjulang tinggi!

Anak anak kami masih mengunyah nasi lembek sebabnya air pun kalian sesatkan.

Lihatlah! Segala tubuh kami, terlihat tulang tulang membentuk tim dalam tubuh.

Ingatkan mereka yang mengurus mahal dan murahnya sandang pangan. Sebab masih ada desa yang lebih minim hasil jerih payahnya.

Amak kami tidak pernah menyerah bekerja, hingga kami yang lelah merasa lemah.

Naluri anak untuk menjadi sukses membantu keluarga begitu kental, jadi para kalian pengusaha yang duduk dimeja kayu mahal. Usahlah menaiki dan membuat kami susah yang sudah susah.

Jakarta, 28 Mei 2018.


LAPAR 

Larilah kerbau....
Ajak anak dan saudagar lainnya.
Pergi dari lahan yang akan diberantaskan untuk dijadikan perusahaan.
Amatlah sial nasib kita, para peternak yang bertempat bukan di tanah milik.

Risau sudah kita akan bermuara kemana? Sementara rumah kayu pun kini terlahap habis oleh alat besar yang untuk menghancurkan rerumahan.

Jakarta, 28 Mei 2018.


Tentang Penulis : 

Maula Nur Baety asal Brebes, Jawa Tengah. puisi dan cerpennya terbit dan disiarkan di media Simalaba

Tidak ada komentar